Minggu, 30 Juni 2024

SYARHIL QUR'AN: PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL



 مسابقة شرح القرآن

 

مَبْحَث/عُنْوَان :

 

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL

 

TINGKAT KECAMATAN TEBO TENGAH

UTUSAN KELURAHAN TEBING TINGGI

                                           

مُؤَلِّف:

FIRDAUS, M.Pd.I

 

فريقة شرح القرآن:

شارحة آيات القرآن            : MUFIDATUN NAJWA

قارئة آيات القرآن              : SALSA BILLA UNTARI

مترجمة آيات القرآن            : KHEYLA NUZUR RAMADINI

 

 

MTQ TINGKAT KECAMATAN TEBO TENGAH

TAHUN 2024

 

 

 

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ أُسْرَةَ الْمُسْلِمِيْنَ أُسْرَةً سَكِيْنَةً مَوَدَّةً وَرَحْمَةً، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُوْلَ بَعْدَه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ, اَمَّا بَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم .بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ

 

~Dewan hakim yang arif nan bijaksana

~Hadirin seiman, sekeyakinan, sebangsa, satu jiwa, satu bahasa rohimakumullah.

Guru Besar Ketahanan Dan Pemberdayaan Keluarga Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Euis Sunarti, M.Si ketika menjadi narasumber Round Table Discussion (RTD) Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) dengan tema “Revitalisasi Fungsi Utama Keluarga Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional”, beliau menyatakan bahwa “keluarga sebagai unit sosial terkecil adalah penentu kualitas hidup. Kualitas hidup keluarga mencerminkan kualitas hidup bangsa. Hal tersebut juga sejalan dengan ketahanan di keluarga mencerminkan ketahanan nasional.”

Hadirin, Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut. berdasarkan pernyataan ini, kami akan menyampaikan Syarah al-Qur’an dengan judul:

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL

Dengan rujukan firman Allah SWT dalam Alquran surah at-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim ayat 6).

Hadirin sebangsa dan setanah air yang berbahagia,

Ibnu Katsir mengutip pendapat Sufyan As-Sauri tentang “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, maksudnya adalah didiklah mereka dan ajarilah mereka.

Seluruh anggota keluarga memiliki 2 dimensi yaitu jasmani dan rohani. Dikaitkan dengan tafsir ayat tadi, maka pendidikan dan penguatan keluarga harus berimbang antara dimensi jasmani dan rohani. Berimbang inilah yang yang menjadi sumber kebahagiaan anggota keluarga. Ini sejalan dengan hasil survey dari Snapcart tentang Happiness Among Indonesians bahwa sebanyak 58% responden menyatakan bahwa keluarga adalah sumber utama kebahagiaannya. Betul hadirin?

Nilai pendidikan yang perlu ditumbuh kembangkan di dalam keluarga adalah iman, ibadah, akhlaq, ilmu pengetahuan dan life skill, serta cinta tanah air.

1.    Keimananan (Tauhid)

Iman harus mantap tanpa ragu- ragu.

 

2.    Ibadah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

 

3.    Akhlaq

 

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا...

“Orang mukmin yang paling sempurna adalah mereka yang memiliki akhlak mulia...

(Sunan Tirmidzi, no. Hadis: 1195).

Prof. Dr. Euis menyebutkan pendapat yang sejalan dengan hadits ini yaitu: “bahwa idealnya yang di tanamkan di dalam keluarga adalah: menanamkan nilai-nilai seperti cinta kasih, (yang pada akhirnya) diharapkan akan terbentuknya ketertiban dan kesejahteraan sosial.

 

4.    Ilmu pengetahuan dan Life Skill

Hidup di dunia ini perlu menyeimbangkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat sebagaimana do’a yang sering kita munajatkan yang bersumber dari surah al- Baqoroh ayat 201:

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”

Di dalam Tafsir al- Wajiz Prof. Dr. Wahbah az- Zuhaili menjelaskan dengan doa ini, orang-orang beriman yang berilmu dan beramal saleh hidupnya menjadi seimbang lahir batin, dunia akhirat. Betul hadirin?

Dengan ilmu pengetahuan yang sudah mantap dan di dukung oleh life skill maka insya Allah kebutuhan ekonomi akan terpenuhi dan akan sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Khusus kepada generasi muda tunas bangsa, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan pesan:

wahai generasi muda Indonesia

mari perkaya diri dengan ilmu pengetahuan

kita isi jiwa dengan taqwa dan keimanan

dan kita hiasi akhlaq dengan laksana berlian

Hadirin Rahimakumullah,

5.      Cinta Tanah Air

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Qashash ayat 85:

 إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ  

 

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)  

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam tafsirnya Ruhul Bayan memberikan penafsiran tentang ayat ini:

 وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ، وكَانَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ الوَطَنَ، فَحَقَّقَ اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ.

“Di dalam tafsir ayat terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa “cinta tanah air sebagian dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata; “tanah air, tanah air”, kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya (dengan mengembalikannya ke Makkah).

Hadirin Rohimakumullah,

5 apek yang sangat urgen tadi adalah faktor sangat menopang ketahanan nasional. Untuk itu, mari kita dengarkan lantunan firman Allah dalam surah at- taubah ayat 122:

QS. At-Taubah ayat 122.

 وَما كانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ  

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)  

Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih memberikan penafsiran tentang ayat ini bahwa tanah air membutuhkan perjuangan dengan pedang (senjata), dan argumentasi. Memperkokoh moralitas dan mencetak generasi yang berwawasan ‘cinta tanah air sebagian dari iman’, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci.

Setelah 5 aspek di atas terpenuhi, maka إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ  negara kesatuan republik Indonesia akan menjadi baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur (negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).

Akhirnya, Dari uraian ini dapatlah disimpulkan bahwa:

1.    Penguatan keluarga haruslah dengan menguatkan 5 aspek yaitu: iman, ibadah, akhlaq, ilmu pengetahuan dan life skill, serta cinta tanah air.

2.    Menerapkan 5 aspek ini akan mewujudkan baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur (negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).

Sebagai penutup marilah kita mulai menguatkan keluarga kita masing-masing, yang selanjutnya إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ  bisa menjadi tauladan bagi keluarga yang lain, betul hadirin? Demikianlah yang dapat kami sampaikan.

Jalan- jalan ke Jakarta, pulangnya naik mobil mersi

Demikian syarahan dari kami, cukup sekian terima kasih

إِلَى اللِّقَاءِ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

 

 

 

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...