مَبْحَث/عُنْوَان :
PENGUATAN
KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL
TINGKAT KECAMATAN TEBO
TENGAH
UTUSAN KELURAHAN
TEBING TINGGI
مُؤَلِّف:
FIRDAUS, M.Pd.I
فريقة شرح القرآن:
شارحة
آيات القرآن : MUFIDATUN NAJWA
قارئة آيات القرآن : SALSA
BILLA UNTARI
مترجمة آيات القرآن :
KHEYLA NUZUR RAMADINI
MTQ TINGKAT KECAMATAN
TEBO TENGAH
TAHUN 2024
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ
اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ جَعَلَ أُسْرَةَ الْمُسْلِمِيْنَ
أُسْرَةً سَكِيْنَةً مَوَدَّةً وَرَحْمَةً، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا
اللهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ وَلَا
رَسُوْلَ بَعْدَه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ, اَمَّا بَعْدُ. قَالَ
اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم .بِسْمِ
اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قَالُوٓا۟
إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ
~Dewan hakim yang arif nan bijaksana
~Hadirin seiman, sekeyakinan, sebangsa, satu jiwa, satu
bahasa rohimakumullah.
Guru Besar Ketahanan Dan Pemberdayaan
Keluarga Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Euis Sunarti, M.Si ketika menjadi
narasumber Round Table Discussion (RTD) Direktorat Pengkajian Sosial
Budaya dan Demografi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas
RI) dengan tema “Revitalisasi Fungsi Utama Keluarga Guna Mewujudkan Ketahanan
Nasional”, beliau menyatakan bahwa “keluarga sebagai unit sosial terkecil adalah
penentu kualitas hidup. Kualitas hidup keluarga mencerminkan kualitas hidup
bangsa. Hal tersebut juga sejalan dengan ketahanan di keluarga mencerminkan
ketahanan nasional.”
Hadirin, Keluarga adalah jiwa
masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati
suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah
cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa
tersebut. berdasarkan pernyataan ini, kami akan menyampaikan Syarah al-Qur’an
dengan judul:
PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG
KETAHANAN NASIONAL
Dengan rujukan firman Allah SWT dalam
Alquran surah at-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim ayat 6).
Hadirin sebangsa dan setanah air yang
berbahagia,
Ibnu Katsir mengutip pendapat Sufyan
As-Sauri tentang “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, maksudnya
adalah didiklah mereka dan ajarilah mereka.
Seluruh anggota keluarga memiliki 2
dimensi yaitu jasmani dan rohani. Dikaitkan dengan tafsir ayat tadi, maka pendidikan
dan penguatan keluarga harus berimbang antara dimensi jasmani dan rohani. Berimbang
inilah yang yang menjadi sumber kebahagiaan anggota keluarga. Ini sejalan
dengan hasil survey dari Snapcart tentang Happiness Among Indonesians
bahwa sebanyak 58% responden menyatakan bahwa keluarga adalah sumber utama
kebahagiaannya. Betul hadirin?
Nilai pendidikan yang perlu ditumbuh
kembangkan di dalam keluarga adalah iman, ibadah, akhlaq, ilmu pengetahuan dan life
skill, serta cinta tanah air.
1. Keimananan (Tauhid)
Iman harus mantap tanpa ragu- ragu.
2. Ibadah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa Tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
3. Akhlaq
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah Saw bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ
إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا...
“Orang
mukmin yang paling sempurna adalah mereka yang memiliki akhlak mulia...
(Sunan Tirmidzi,
no. Hadis: 1195).
Prof. Dr. Euis menyebutkan pendapat yang sejalan dengan
hadits ini yaitu: “bahwa idealnya yang di tanamkan di dalam keluarga adalah: menanamkan
nilai-nilai seperti cinta kasih, (yang pada akhirnya) diharapkan akan
terbentuknya ketertiban dan kesejahteraan sosial.
4. Ilmu
pengetahuan dan Life Skill
Hidup di dunia ini perlu menyeimbangkan kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat sebagaimana do’a yang sering kita munajatkan yang bersumber
dari surah al- Baqoroh ayat 201:
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah
kami dari azab neraka.”
Di dalam Tafsir al- Wajiz Prof. Dr. Wahbah az- Zuhaili
menjelaskan dengan doa ini, orang-orang beriman yang berilmu dan beramal saleh
hidupnya menjadi seimbang lahir batin, dunia akhirat. Betul hadirin?
Dengan ilmu pengetahuan yang sudah
mantap dan di dukung oleh life skill maka insya Allah kebutuhan ekonomi
akan terpenuhi dan akan sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Khusus kepada generasi muda tunas
bangsa, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan pesan:
wahai generasi muda Indonesia
mari perkaya diri dengan ilmu
pengetahuan
kita isi jiwa dengan taqwa dan
keimanan
dan kita hiasi akhlaq dengan laksana
berlian
Hadirin Rahimakumullah,
5. Cinta Tanah
Air
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Qashash
ayat 85:
إِنَّ
الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
Artinya:
“Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an
benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash:
85)
Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam tafsirnya Ruhul Bayan memberikan
penafsiran tentang ayat ini:
وفي
تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ، وكَانَ رَسُولُ
اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ الوَطَنَ، فَحَقَّقَ
اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ.
“Di dalam tafsir ayat terdapat suatu petunjuk atau isyarat
bahwa “cinta tanah air sebagian dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan
hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata; “tanah air, tanah air”,
kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya (dengan mengembalikannya ke Makkah).
Hadirin Rohimakumullah,
5 apek yang sangat urgen tadi adalah
faktor sangat menopang ketahanan nasional. Untuk itu, mari kita dengarkan
lantunan firman Allah dalam surah at- taubah ayat 122:
QS. At-Taubah ayat 122.
وَما
كانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
مِنْهُمْ طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذا
رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi
(ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
(QS. At-Taubah: 122)
Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam
Tafsir al-Wadlih memberikan penafsiran tentang ayat ini bahwa tanah air
membutuhkan perjuangan dengan pedang (senjata), dan argumentasi. Memperkokoh
moralitas dan mencetak generasi yang berwawasan ‘cinta tanah air sebagian dari
iman’, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci.
Setelah 5 aspek di atas terpenuhi, maka إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ negara kesatuan republik Indonesia akan menjadi baldatun Thayyibatun
Wa Robbun Ghafur (negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).
Akhirnya, Dari uraian ini dapatlah disimpulkan
bahwa:
1. Penguatan
keluarga haruslah dengan menguatkan 5 aspek yaitu: iman, ibadah, akhlaq, ilmu
pengetahuan dan life skill, serta cinta tanah air.
2. Menerapkan 5
aspek ini akan mewujudkan baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur (negeri
yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).
Sebagai
penutup marilah kita mulai menguatkan keluarga kita masing-masing, yang
selanjutnya إِنْ
شَاءَ ٱللَّٰهُ bisa menjadi tauladan bagi keluarga yang
lain, betul hadirin? Demikianlah yang dapat kami sampaikan.
Jalan- jalan ke Jakarta, pulangnya naik mobil mersi
Demikian syarahan dari kami, cukup sekian terima kasih
إِلَى
اللِّقَاءِ
وَالسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ