Kamis, 10 Juli 2025

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

 



KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَائِرِهِمْ بِمُشَاهَدَةِ حُكْمِ شَرْعِهِ وَبَدِيْعِ صَنْعِهِ وَمُحْكَمِ آيَاتِهِ، وَأَلْهَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى، وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا، فَسُبْحَانَهُ مَنْ إِلَهٌ عَظِيْمٌ، وَتَبَارَكَ مَنْ رَبٌ وَاسِعٌ كَرِيْمٌ، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي ذَاتِهِ، وَصِفَاتِهِ، وَأَفْعَالِهِ، وَخَيْرَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَشْرَفُ رُسُلِهِ وَخَيْرِ بَرِيَاتِهِ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ فِي غَدَوَاتِ الدَّهْرِ وَرُوحَاتِهِ. أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ،

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah.

Judul Khutbah kita adalah:

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

Ketenangan hati di peroleh dengan senantiasa Dzikrullah (mengingat Allah), sebagaimana Firman-Nya di dalam Surah ar- Ra’d ayat 28:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.

Di dalam Zuhratuttafasir di jelaskan bahwa hanya Zikrullah (mengingat Allah) semata tidak mengingat yang lain maka hati menjadi tenang.  Al- Mawardi di dalam kitab tafsir beliau an- Nukat wal ‘Uyun  merinci bidzikrillah (dengan mengingat Allah) menjadi 4 yaitu:

(1) mengingat Allah dengan mulut (menyebut-Nya),

(2) nikmat Allah atas mereka,

(3) janji Allah atas mereka,

(4) dengan al- Qur’an.

Selanjutnya beliau juga menafsirkan maksud mengingat Allah adalah:

(1) Dengan Ta’at kepada Allah,

(2) Dengan pahala dari Allah,

(3) Dengan janji Allah.

Jika ingin memperoleh ketenangan maka keseluruhan maksud Bidzikrillah (dengan mengingat Allah) ini tidak hanya di bibir atau secara zhahir saja, tetapi juga secara batin, haruslah menghadirkan maknanya di dalam jiwa.

Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah.

Salah satu nikmat terbesar dari Allah yang patut kita syukuri bersama adalah ketenangan dalam hati kita semua. Dengan sikap tenang, maka ibadah yang kita lakukan akan lebih khusuk dan lebih fokus kepada Allah swt, sehingga ibadah yang kita lakukan akan menjadi perantara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Karena itu, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَعَ إِيمَانِهِمْ

Artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang beriman untuk menambahkan keimanan atas keimanan mereka.” (QS Al-Fath [48]: 4).

Syaikh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, ia mengatakan bahwa ayat ini juga mengisyaratkan bahwa sikap tenang merupakan sikap orang-orang beriman, karena semua tindakan dan perbuatannya akan selalu berada dalam bimbingan Allah dan dalam pertolongan-Nya.

Ketenangan itu akan Allah tampakkan jalan keluarnya, hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi kita Muhammad dalam salah satu haditsnya, yaitu:

 إِذَا أَرَدْتَ أَمْرًا فَعَلَيْكَ فِيهِ بِالتُّؤَدَةِ حَتَّى يُرِيَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ الْمَخْرَجَ

Artinya, “Apabila engkau menghendaki sesuatu, maka engkau harus bersikap tenang, sehingga Allah memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya.” (HR Bukhari).

Dalam hadits lain, Rasulullah juga menyebutkan perihal pentingnya sikap tenang, karena tenang akan lebih berpeluang untuk memperoleh kebenaran,

 مَنْ تَأَنَّى أَصَابَ أَوْ كَادَ وَمَنْ عَجَّلَ أَخْطَأَ أَوْ كَادَ

Artinya, “Siapa saja yang bersikap tenang, maka ia akan memperoleh (kebenaran) atau mendekati, dan siapa saja yang terburu-buru maka akan keliru atau mendekati (kekeliruan).” (HR at-Thabrani).

Sedangkan sikap tergesa-gesa akan menjadi penyebab untuk memperoleh kekeliruan, atau mendekatinya, karena sikap tersebut muncul dari watak yang jelek, sehingga juga menghasilkan hasil yang jelek pula, bahkan bisa menghilangkan tujuan dan bisa menjerumuskan pada kemaksiatan,

اَلْاِسْتِعْجَالُ هُوَ الْخَصْلَةُ الْمُفَوِّتَةُ لِلْمَقَاصِدِ الْمُوقِعَةُ فِي الْمَعَاصِي

Artinya, “Sikap terburu-buru merupakan kebiasaan yang bisa menghilangkan tujuan, dan menjerumuskan pada kemaksiatan.”

Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah.

Imam al-Qusyairi di dalam tafsir beliau Lathoiful Isyarat ketika menafsirkan surah ar- Ra’d ayat 28 beliau menyebutkan bahwa: ketika seorang hamba hatinya tidak juga tenang padahal sudah dzikrullah (mengingat Allah), itu di sebabkan karena ada cacat/penyakit di hatinya, maka hatinya tidak termasuk hati yang sehat.

Ketika hati tidak tenang, maka boleh jadi kita termasuk dari orang yang berpaling sebagaimana Surah Thaha ayat 124 berikut ini:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Artinya: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Imam Ibnu Katsir menafsirkan makusd ayat ini: “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku.” (Thaha: 124). Yaitu menentang perintah-Ku dan menentang apa yang Kuturunkan kepada rasul-rasul-Ku, lalu ia berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil petunjuk dari selainnya. maka sungguh baginya kehidupan yang sempit.” (Thaha: 124)

Yakni kehidupan yang sempit di dunia. Maka tiada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya.

Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan/petunjuk, bahkan hatinya selalu khawatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya. Hal inilah yang dimaksudkan dengan kehidupan yang sempit.

Akhirnya dapat di simpulkan:

1.       kesimpulan hati yang tenang adalah karena hatinya di penuhi dengan mengingat Allah,

2.       sebaliknya hati yang sempit dan gelisah karena menentang perintah Allah, berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil petunjuk dari selainnya.

Demikian khutbah Jumat ini, semoga kita semua selalu diberikan ketenangan dan ketentraman oleh Allah swt dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

 

 

 

 

 

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

  أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَعَ إِيمَانِهِمْ

  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

 اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar atau pertanyaan

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...