Senin, 07 April 2025

Khatib Jum'at Tidak Mengutip Hadits Dari Ahli Hadits, Bolehkah Dan Bagaimana Hukumnya?

Khatib Jum'at Tidak Mengutip Hadits Dari Ahli Hadits, Bolehkah Dan Bagaimana Hukumnya?

Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya terkait khatib yang meriwayatkan banyak hadits tanpa menjelaskan sumbernya, atau periwayatannya. Beliau menjawab: 



ما ذكره من الأحاديث في خطبة من غير أن يبين رواتها أو من ذكرها فجائز بشرط أن يكون من أهل المعرفة في الحديث أو ينقلها من كتاب ملفه كذلك ، وأما الاعتماد في رواية الأحاديث على مجرد رؤيتها في كتاب ليس مؤلفه من أهل الحديث أو في خطب ليس مؤلفها كذلك فلا يحل ذلك



Artinya: “Hadits-hadits yang disebutkan khatib dalam khutbahnya tanpa menjelaskan para perawi atau siapa yang menyebutkannya, itu diperbolehkan dengan syarat bahwa dia adalah orang yang ahli dalam ilmu hadits, atau dia mengutipnya dari penulis yang juga ahli dalam hadits. Adapun mengandalkan periwayatan hadits hanya berdasarkan melihatnya dalam sebuah buku yang penulisnya bukan ahli hadits, atau dalam khutbah yang penulisnya juga bukan ahli hadits, maka itu tidak diperbolehkan!” (Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Haditsiyyah, [Beirut: Darul Fikr, t.t.], hal. 32).



Lebih lanjut Ibnu Hajar al-Haitami juga tegas menyatakan khatib-khatib yang dinilai kurang kompeten sebagaimana keterangan di atas, mesti ditegur. Bahkan jika mengulangi perbuatannya secara berulang maka perlu dilarang menjadi khatib oleh pihak berwenang. Adapun dalam konteks masa Ibnu Hajar al-Haitami, pihak berwenang merupakan pemerintah. (Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Haditsiyyah, [Beirut: Darul Fikr, t.t.], hal. 32).

BACAAN BILAL SHOLAT JUM’AT

 

BACAAN BILAL SHOLAT JUM’AT

1.         Sebelum khotib naik mimbar, bilal mengambil tongkat, kemudian sambil berdiri membaca bacaan berikut ini:

إِنَّ اللهَ وَمَلٰۤئِكَتَهٗ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّٰاهِرِيْنَ وَسَلِّمْ، وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُولِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، اللَّـٰهُمَّ قَوِّنَا فِي دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِيْهِمْ، رَبِّ اخْتِمْ لَنَا بِالْخَيْرِ، وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.

2.       Setelah membaca ini, khotib berdiri dan mengambil tongkat yang di pegang oleh bilal.

3.       Setelah itu bilal azan yang ke-2.

4.       Setelah azan dan berdo’a, kemudian bilal duduk mendengarkan khutbah.

5.       Kemudian, setelah khotib membaca khutbah pertama dan duduk diantara dua khutbah, maka bilal membaca dengan nyaring sholawat berikut ini:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

6.         Setelah khotib selesai khutbah ke-2, maka bila langsung membaca Iqomah. 

Mau Download file Wordnya? klik berikut ini:

download

Jumat, 04 April 2025

TATA CARA MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

 

KETENTUAN MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

 

1.   Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَﺓِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku menurut syari’at, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

Ingin tahu lebih lengkap? Silahkan download:

Download File Word

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...