فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ ٢٩
fadkhulî fî ‘ibâdî
Lalu, masuklah ke dalam golongan
hamba-hamba-Ku.
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ٣٠
wadkhulî jannatî
dan masuklah ke dalam surga-Ku![1]
Berdasarkan
ayat ini jelaslah bahwa untuk masuk kedalam surga, haruslah terlebih dahulu
masuk kedalam stasiun (golongan) hamba-hamba Allah. Tanpa melewati jalur hamba
Allah, maka tidak sampai ke surga. Untuk menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala kita harus mengetahui sifat-sifatnya agar bisa kita aplìkasikan. Lantas, Bagaimana sesungguhnya sifat-sifat hamba
Allah ini?
Didalam
al-Qur’an surah al-fatihah Ayat ke 5 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥
iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în
Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.[2]
Di dalam tafsir
al-Baghawi[3]
di jelaskan bahwa hanya kepada-Mu kami menyembah artinya kami mengesakan-Mu,
ta’at kepada-Mu dalam keadaan merendahkan diri, tunduk dan patuh, dan keta’atan
ibadah hendaklah di iringi bersamaan dengan keadaan merendahkan diri, tunduk
dan patuh. Dan di namakan seseorang itu sebagai seorang hamba (عبد) karena merasa rendah diri, tunduk dan
patuh di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.[4]
Oleh karena
itu tidaklah layak seorang hamba membanggakan dirinya di sebabkan ibadah yang
telah di lakukannya. Kenapa? Karena pada hakikatnya hamba itu bisa melakukan
ibadah karena pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana lanjutan
dari ayat اِيَّاكَ نَعْبُدُ
yaitu وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ yang tafsirnya adalah kami memohon
kepada-Mu untuk beribadah kepada-Mu dan meminta pertolongan kepada-Mu atas
semua urusan kami. Maka menjadi jelaslah bahwa ibadah yang kita lakukan itu
adalah karena pertolongan, karunia dan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala
semata, dan janganlah di sandarkan kepada kemampuan kita. Apalagi menyandarkan masuk surga karena amal kita. Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kita masuk surga bukan karena amal kita, tetapi karena karunia dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shollallhu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
لَنْ يُدْخِلَ أحَدًا
عَمَلُهُ الجَنَّةَ. قالوا: ولا أنْتَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: لا، ولا أنا،
إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بفَضْلٍ ورَحْمَةٍ[5]
Tidak akan masuk surga seorangpun karena amalnya. Para sahabat bertanya:
“Tidak juga engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Tidak, Tidak juga saya,
kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku.”
Ketika kita menyandarkan kepada kemampuan
kita, maka di hati kita akan muncul rasa lebih dan merendahkan orang lain yang
tidak atau kurang beribadah. Ketika rasa ini muncul segeralah kita memohon
perlindungan kepada Allah dari perasaan ini, karena ini adalah suatu bentuk
kesombongan. Dan sebaliknya maksiat yang telah kita lakukan tetapi menjadikan
rendah diri dan membutuhkan rahmat dari Allah, itu lebih baik dari perbuatan
taat yg membangkitkan rasa sombong, ujub dan merendahkan orang lain.
Sebagaimana yang di sebutkan oleh oleh Ibnu ‘Athaillah di dalam hikam beliau
yang ke 107:
مَعْصِيَة ٌ اَورَثـْتَ
ذُلاًّ واَفـْتِقَاراً خَيرٌ من طاَعةٍ اَوْرَثـْتَ عِزًّ واسْتِكباَراً
“Maksiat (dosa) yg menjadikan rendah diri dan membutuhkan rahmat dari Allah, itu lebih baik dari perbuatan taat yg membangkitkan rasa sombong, ujub dan merendahkan orang lain.”
Mufti Mesir Prof. Dr. Syaikh ‘Ali Jum’ah memberikan penjelasan dengan mengutip penjelasan dari al-‘Allamah ar- Randi dalam syarah hikamnya: “Tidak di ragukan lagi bahwa merendahkan diri dan merasa butuh kepada Allah adalah termasuk dari sifat ‘ubudiyyah, maka menghimpun kedua sifat ini menyebabkan sampai kepada Allah, sedangkan mulia dan besar (agung) termasuk termasuk dari sifat-sifat ketuhanan. Menghimpun kedua sifat ini menyebabkan menjadi hina dan tidak di terimanya amal ibadah.[6]
Dari penjelasan ini
di simpulkan:
1. Masuk surga harus
melalui menjadi hamba Allah terlebih dahulu.
2. Sifat hamba Allah
adalah selalu merendahkan diri, tunduk, patuh dan butuh dihadapan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
3. Amal kita tidak
menyebabkan kita masuk ke dalam surga, tetapi yang memasukkan adalah karena
karunia dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
4. Dosa yang menyebabkan rendah
diri dan merasa butuh kepada Allah menyebabkan sampai kepada Allah.
5. Melakukan ibadah yang
menyebabkan diri merasa mulia dan besar (agung) menyebabkan menjadi hina dan
tidak di terimanya amal ibadah.
[1] Di kutip
dari situs https://quran.nu.or.id/al-fajr/29
[2] Di kutip
dari situs https://quran.nu.or.id/al-fatihah#4
[5] Di Kutip
pada https://dorar.net/hadith/sharh/10057
[6]
Selengkapnya lihat https://bit.ly/fatawa_Syaikh_Ali_Jumah