"Ya". Kemudian Fath Muwasshili berkata: "Begitu pula hati". Apabila ia tidak diberi hikmah serta ilmu selama tiga hari, maka ia pun iapun mati, sungguh benar, sebab hidangan hati ialah ilmu serta hikmah, serta dengan demikian ia hidup, sebagaimana hidangan tubuh ialah makanan serta minuman.
Barang siapa yang hatinya sakit serta mati, sesungguhnya ia telah kehilangan ilmu, ia tidak menyadarinya, sebab kesibukan dunia telah melumpuhkan perasaannya. Jika mengungkapkan kesibukan-kesibukan itu darinya, maka ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat serta mengalami penyesalan yang tiada akhir. Itulah makna diantara sabda Rasulullah saw: "Manusia itu
tidur (lalai), maka kalau ia mati, barulah mereka bangun (sadar)".
(Mursyid al-amin mukhtashor ihya' ulumiddin, halaman 9-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar atau pertanyaan