Kamis, 17 November 2022

Cara Memahami Ungkapan Kembali Kepada al- Qur’an dan Sunnah


 

Cara Memahami Ungkapan Kembali Kepada al- Qur’an dan Sunnah

 

Dalam berkehidupan tentu kita sering menemui permasalahan, baik permasalahan dalam keluarga, tetangga, rekan kerja, ataupun orang lain di sekitar kita, sehingga dibutuhkan pedoman atau tuntunan sebagai solusi dari permasalahan tersebut agar berbuah kemaslahatan. Sebagai seorang Muslim, tidak boleh tidak, yang harus dijadikan pedoman adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw,

   تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Artinya, “Aku tinggalkan kepada kamu (umatku) dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-selamanya. (Dua perkara itu adalah) al-Qur’an dan Sunnah” (HR. Malik).

Lalu bagaimanakah cara kita kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah? Sebab, tidak semua orang mampu menjadi penafsir atau memahami sunnah dengan baik kecuali mereka yang sehat aqidah, terbebas dari hawa nafsu, menguasai ilmu bahasa Arab dengan baik, dan menguasai ilmu yang berkaitan dengan ilmu tafsir hadits.

Seorang ulama besar yang ahli tafsir, ahli hadits, ahli fiqih dan ahli dalam cabang ilmu agama Islam lainnya di dalamnya kitabnya al- Itqon fi ‘UlumilQur’an menjelaskan bahwa di antara para ulama ada yang berkata: “ boleh menafsirkan al- Qur’an bagi orang yang menguasai 15 ilmu, yaitu:

1.       Ilmu bahasa Arab

2.       Ilmu Nahwu

3.       Ilmu Shorf

4.       Ilmu Isytiqoq

5.       Ilmu Ma’ani

6.       Ilmu Bayan

7.       Ilmu Badi’

8.       Ilmu Qiroat

9.       Ilmu Ushuliddin

10.   Ilmu Ushul Fiqh

11.   Ilmu Ilmu asbabunnzul wal Qoshosh

12.   Ilmu nasikh dan Mansukh

13.   Ilmu Fiqih

14.   Ilmu Hadits

15.   Ilmu Mauhibah.

Jika kita belum menguasai 15 cabang ilmu di atas, tindakan mengajak kembali kepada al-Qur’an yang hanya bermodalkan terjemahan saja, maka ini sebagaimana di dalam kitab Tanwirul Qulub termasuk orang yang salah yang sesat dan menyesatkan orang lain.

Oleh karena itu kembalilah kepada para ulama, hal ini berdasarkan Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :

   فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya, "…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).

Di dalam Tafsir Lathaif Isyarat, Imam al-Qusyairi mengatakan bahwa ahludz dzikri adalah ulama.

Jadi berdasarkan ayat di atas, maka kita wajib bertanya kepada para ulama tentang tafsir dari al- Qur’an dan begitu pula tentang pemahaman hadits, kita juga wajib bertanya kepada para ulama dengan merujuk kepada kitab- kitab tafsir dan syarah (penjelasan) hadits. Apa akibatnya jika kita hanya mengandalkan terjemah perkata dan pendapat sendiri? Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ قَالَ فِى الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silahkan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi no. 2951).

Di Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi syarah kitab hadits Imam Tirmidzi, Syaikh Mubarakfuri dengan logika semata maksudnya adalah hanya pendapat pribadi tanpa mengikuti pendapat para ulama yang ahli bahasa Arab yang sesuai dengan kaidah-kaidah Syari’at.

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Al-Bukhâri, no. 1229).

Cara agar kita tidak salah dalam memahami al- Qur’an dan Hadits adalah dengan bermadzhab, yakni mengikuti pemahaman dan manhaj salah satu imam madzhab yang 4 yang memang sudah diikuti dan di akui oleh para ulama besar lainnya.

Demikianlah, semoga bermanfaat bagi kita di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar atau pertanyaan

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...