Kamis, 16 Januari 2025

WAKTU

 



WAKTU

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ ۝٥

Artinya: ”Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui.”

Di dalam Tafsir al- Wajiz Syaikh Wahbah Az- Zuhaili menjelaskan: “dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, yakni tempat peredaran perjalanan bumi mengitari matahari dan bulan mengitari bumi agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan hal yang demikian sempurna itu melainkan dengan benar, yakni dengan hikmah yang besar. Melalui penciptaan tersebut, Dia menjelaskan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui, yakni yang mau mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah di alam raya ini.”

Bulan Januari-Desember setiap tahunnya dan penentuan waktu sholat adalah berdasarkan perhitungan peredaran bumi yang mengitari matahari, sedangkan bulan Muharrom-Dzulhijjah (Kalender Hijriyyah) dan khususnya penetuan awal puasa dan awal lebaran adalah berdasarkan perhitungan bulan mengitari bumi. Berarti perhitungan tahun baik berdasarkan kalender masehi maupun hijriyyah sama-sama memiliki dalil dari al-Qur’an sebagaimana ayat di atas, perhitungan waktu, sama-sama berdasarkan 2 makhluq Allah, yakni matahari dan bulan.

Maka sekarang, yang sangat penting bagi kita adalah bagaimana memanfaatkan waktu tersebut. Di antara ayat al-Qur’an yang bisa kita jadikan pedoman adalah Surah al-‘Ashr ayat 1-3:

وَالْعَصْرِۙ ۝١

Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ۝٢

sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,

 

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبۡرِ۝٣

kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Allah bersumpah demi masa (waktu) padahal masa (waktu) adalah makhluk-Nya, mengapa? Syekh Manna' Al-Qatthan dalam kitab Mabahits fi 'Ulumil Qur'an menjelaskan alasan kenapa Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya:

وإنما أقسم الله بمخلوقاته؛ لأنها تدل على بارئها، وهو الله تعالى، وللإشارة إلى فضيلتها ومنفعتها ليعتبر الناس بها

Artinya, "Sesungguhnya Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya karena makhluk tersebut menunjukan pada Dzat yang menciptakannya, yakni Allah Ta'ala; dan juga sebagai isyarat atas keutamaan dan kemanfaatan mahluk tersebut supaya manusia dapat mengambil pelajaran atau teladan darinya".

Selanjutnya, di dalam tafsir as- Showi di jelaskan bahwa: Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menetapkan kerugian bagi seluruh manusia, kecuali orang yang melakukan 4 hal yaitu: Iman, amal sholih, saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat dalam kesabaran. Iman dan amal sholih khusus untuk diri sendiri, sedangkan yang khusus untuk orang lain adalah saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa:

1.    Iman

Maksudnya adalah beriman dengan hati mereka.

2.    Beramal Sholih

Maksudnya dengan anggota tubuhnya.

Imam al-Qusyairi di dalam tafsirnya Lathaiful Isyarah menjelaskan maknanya adalah orang-orang yang ikhlas dalam beribadah.

3.    Saling berwasiat dalam kebanaran

Maksudnya saling berwasiat dalam melaksanakan keta’atan dan meninggalkan yang di haramkan.

4.    Saling berwasiat dalam kesabaran

Maksudnya saling berwasiat dalam kesabaran atas musibah-musibah dan taqdir.

 

Maka janganlah kita lalai dengan waktu, yang membuat kita sengsara baik di dunia, lebih-lebih lagi di akhirat. Sebagai penutup marilah kita renungkan hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam berikut ini:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

 

”Ada dua kenikmatan di mana banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” [HR Bukhari, dari Ibnu ‘Abbas]

 

Sewaktu sehat mereka tidak mau atau sedikit beribadah, dan ketika senggang hanya untuk hura-hura dan melakukan perbuatan yang sia-sia belaka.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menolong dan memberikan hidayah kepada kita di dalam memanfaatkan waktu sesuai dengan keridhoan-Nya selama hidup kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar atau pertanyaan

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...