Minggu, 30 Juni 2024

SYARHIL QUR'AN: PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL



 مسابقة شرح القرآن

 

مَبْحَث/عُنْوَان :

 

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL

 

TINGKAT KECAMATAN TEBO TENGAH

UTUSAN KELURAHAN TEBING TINGGI

                                           

مُؤَلِّف:

FIRDAUS, M.Pd.I

 

فريقة شرح القرآن:

شارحة آيات القرآن            : MUFIDATUN NAJWA

قارئة آيات القرآن              : SALSA BILLA UNTARI

مترجمة آيات القرآن            : KHEYLA NUZUR RAMADINI

 

 

MTQ TINGKAT KECAMATAN TEBO TENGAH

TAHUN 2024

 

 

 

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ أُسْرَةَ الْمُسْلِمِيْنَ أُسْرَةً سَكِيْنَةً مَوَدَّةً وَرَحْمَةً، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُوْلَ بَعْدَه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ, اَمَّا بَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم .بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ

 

~Dewan hakim yang arif nan bijaksana

~Hadirin seiman, sekeyakinan, sebangsa, satu jiwa, satu bahasa rohimakumullah.

Guru Besar Ketahanan Dan Pemberdayaan Keluarga Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Euis Sunarti, M.Si ketika menjadi narasumber Round Table Discussion (RTD) Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) dengan tema “Revitalisasi Fungsi Utama Keluarga Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional”, beliau menyatakan bahwa “keluarga sebagai unit sosial terkecil adalah penentu kualitas hidup. Kualitas hidup keluarga mencerminkan kualitas hidup bangsa. Hal tersebut juga sejalan dengan ketahanan di keluarga mencerminkan ketahanan nasional.”

Hadirin, Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut. berdasarkan pernyataan ini, kami akan menyampaikan Syarah al-Qur’an dengan judul:

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENOPANG KETAHANAN NASIONAL

Dengan rujukan firman Allah SWT dalam Alquran surah at-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim ayat 6).

Hadirin sebangsa dan setanah air yang berbahagia,

Ibnu Katsir mengutip pendapat Sufyan As-Sauri tentang “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, maksudnya adalah didiklah mereka dan ajarilah mereka.

Seluruh anggota keluarga memiliki 2 dimensi yaitu jasmani dan rohani. Dikaitkan dengan tafsir ayat tadi, maka pendidikan dan penguatan keluarga harus berimbang antara dimensi jasmani dan rohani. Berimbang inilah yang yang menjadi sumber kebahagiaan anggota keluarga. Ini sejalan dengan hasil survey dari Snapcart tentang Happiness Among Indonesians bahwa sebanyak 58% responden menyatakan bahwa keluarga adalah sumber utama kebahagiaannya. Betul hadirin?

Nilai pendidikan yang perlu ditumbuh kembangkan di dalam keluarga adalah iman, ibadah, akhlaq, ilmu pengetahuan dan life skill, serta cinta tanah air.

1.    Keimananan (Tauhid)

Iman harus mantap tanpa ragu- ragu.

 

2.    Ibadah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

 

3.    Akhlaq

 

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا...

“Orang mukmin yang paling sempurna adalah mereka yang memiliki akhlak mulia...

(Sunan Tirmidzi, no. Hadis: 1195).

Prof. Dr. Euis menyebutkan pendapat yang sejalan dengan hadits ini yaitu: “bahwa idealnya yang di tanamkan di dalam keluarga adalah: menanamkan nilai-nilai seperti cinta kasih, (yang pada akhirnya) diharapkan akan terbentuknya ketertiban dan kesejahteraan sosial.

 

4.    Ilmu pengetahuan dan Life Skill

Hidup di dunia ini perlu menyeimbangkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat sebagaimana do’a yang sering kita munajatkan yang bersumber dari surah al- Baqoroh ayat 201:

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”

Di dalam Tafsir al- Wajiz Prof. Dr. Wahbah az- Zuhaili menjelaskan dengan doa ini, orang-orang beriman yang berilmu dan beramal saleh hidupnya menjadi seimbang lahir batin, dunia akhirat. Betul hadirin?

Dengan ilmu pengetahuan yang sudah mantap dan di dukung oleh life skill maka insya Allah kebutuhan ekonomi akan terpenuhi dan akan sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Khusus kepada generasi muda tunas bangsa, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan pesan:

wahai generasi muda Indonesia

mari perkaya diri dengan ilmu pengetahuan

kita isi jiwa dengan taqwa dan keimanan

dan kita hiasi akhlaq dengan laksana berlian

Hadirin Rahimakumullah,

5.      Cinta Tanah Air

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Qashash ayat 85:

 إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ  

 

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)  

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam tafsirnya Ruhul Bayan memberikan penafsiran tentang ayat ini:

 وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ، وكَانَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ الوَطَنَ، فَحَقَّقَ اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ.

“Di dalam tafsir ayat terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa “cinta tanah air sebagian dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata; “tanah air, tanah air”, kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya (dengan mengembalikannya ke Makkah).

Hadirin Rohimakumullah,

5 apek yang sangat urgen tadi adalah faktor sangat menopang ketahanan nasional. Untuk itu, mari kita dengarkan lantunan firman Allah dalam surah at- taubah ayat 122:

QS. At-Taubah ayat 122.

 وَما كانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ  

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)  

Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih memberikan penafsiran tentang ayat ini bahwa tanah air membutuhkan perjuangan dengan pedang (senjata), dan argumentasi. Memperkokoh moralitas dan mencetak generasi yang berwawasan ‘cinta tanah air sebagian dari iman’, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci.

Setelah 5 aspek di atas terpenuhi, maka إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ  negara kesatuan republik Indonesia akan menjadi baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur (negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).

Akhirnya, Dari uraian ini dapatlah disimpulkan bahwa:

1.    Penguatan keluarga haruslah dengan menguatkan 5 aspek yaitu: iman, ibadah, akhlaq, ilmu pengetahuan dan life skill, serta cinta tanah air.

2.    Menerapkan 5 aspek ini akan mewujudkan baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur (negeri yang mendapatkan kemakmuran di bumi dan di akhirat).

Sebagai penutup marilah kita mulai menguatkan keluarga kita masing-masing, yang selanjutnya إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ  bisa menjadi tauladan bagi keluarga yang lain, betul hadirin? Demikianlah yang dapat kami sampaikan.

Jalan- jalan ke Jakarta, pulangnya naik mobil mersi

Demikian syarahan dari kami, cukup sekian terima kasih

إِلَى اللِّقَاءِ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

 

 

 

Jumat, 22 Desember 2023

Konsep Syarhil Qur'an (Surah ar- Rohman): Nikmat al-Qur'an, Penciptaan Manuasia, Dan Berkomunikasi dengan Bahasa

 





مسابقة شرح القرآن

شرح سورة الرحمن من آية ١ الى آية ٤

مَبْحَث/عُنْوَان : نِعَمُ القرآن و خلق الإنسان والبيان )اللغة(

 

SYARH SURAH AR- ROHMAN AYAT 1-4

(NIKMAT AL-QUR’AN, PENCIPTAAN MANUSIA DAN BAHASA)

 

TINGKAT TQA

UTUSAN KABUPATEN TEBO

                                           

مُؤَلِّف:

FIRDAUS, M.Pd.I

 

فريقة شرح القرآن:

 آيات القرآنشارحة             : ZEEFARRA QURROTAA’YUNI

قارئة آيات القرآن               : RISMA SYAHWATUL ISLAH

مترجمة آيات القرآن            : KHEYLA NUZUR RAMADINI

 

 

FASI TINGKAT PROVINSI JAMBI

TAHUN 2023

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الرَّحْمٰنِ, اَلَّذِيْ اَنْعَمَ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ ,وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَحْسَنِ الْاِنْسَانِ, وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ لَهُمْ هِدَايَةُ الْقُرْآنِ. أَمَّـا بَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم .بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ .

Dewan hakim hakim yang arif dan bijaksana

Hadirin yang berbahagia

Jo-Ann Tsang, profesor psikologi dan ilmu saraf di College of Arts and Sciences di Baylor University di Waco, Texas, dan beberapa peneliti lainnya mempublikasikan temuan mereka secara online di jurnal Personality and Individual Differences, mereka menemukan bahwa: “orang yang materialistis lebih sulit mensyukuri apa yang dimilikinya, sehingga menyebabkan mereka menjadi sengsara.” Faham meterialisme ini banyak mempengaruhi ummat Islam, bahkan menyempitkan makna benda menjadi uang, sebagaimana di sebutkan di dalam Cambridge dictionary: the belief that having money and possessions is the most important thing in life, yang artinya adalah “keyakinan bahwa memiliki uang dan harta benda adalah hal terpenting dalam hidup.”

Untuk meluruskan keyakinan ini, perlu hadirnya ajaran Islam yang menjelaskan tentang keaneka ragaman nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada manusia. Maka, berdasarkan ungkapan ini kami akan memaparkan Syarahan al- Qur’an yang berjudul: Nikmat al- Qur’an, Penciptaan Manusia dan Bahasa.

Dengan rujukan al- Qur’an Surah ar- Rohman ayat 1-4:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم .بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلرَّحْمٰنُۙ)١ (عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ)٢ ( خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ)٣ (عَلَّمَهُ الْبَيَانَ)٤(

Artinya: Hamba Berlindung kepada Allah dari godaan Setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan Yang Maha Pengasih. Dia mengajarkan Alquran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.

1.      Nikmat al- Qur’an

Di dalam tafsir at- tanwir, Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa sebab turunnya surah ar- rohman ini adalah karena orang- orang musyrik mengatakan bahwa yang mengajarkan al- Qur’an kepada Muhammad itu adalah manusia. Maka Allah menolak perkataan mereka, bahwasanya Yang Maha Pengasihlah yang telah mengajarkan al- Qur’an kepada Nabi Muhammad Shollallhu ‘Alaihi Wa Sallam.

اَلرَّحْمٰنُۙ)١ (عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ)٢ (

Tuhan Yang Maha Pengasih. Dia mengajarkan Alquran.

Pemahaman tentang ayat ini tergambar di dalam tafsir al- Qosimi bahwa “ Pokok dari nikmat agama adalah al- Qur’an, yakni nikmat turunnya dan nikmat diajarkannya, maka sesungguhnya ia adalah pokok ajaran agama, sumber tumbuhnya syari’at, wahyu yang paling agung, kitab yang paling mulia. Allah mengajarkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Shollallhu ‘Alaihi Wa Sallam, kemudian beliaulah yang telah mengajarkan al-Qur’an kepada kita ummatnya.

Jika manusia meyakini Al-Qur’an dan mengikuti ajaran di dalamnya, maka mereka akan mendapat petunjuk dan rahmat. Hal ini di jelaskan di dalam al- Qur’an Surah Al Jasiyah ayat 20:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُوْنَ

Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini."

Agar bisa menjadi petunjuk di dalam kehidupan, maka al- Qur’an harus di pelajari, sebagaimana hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 5027).

2.      Nikmat Penciptaan Manusia

Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajarkan Al-Qur’an pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis makhluk-Nya yang terbaik yaitu manusia.

خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ)٣ (

Dia menciptakan manusia.

Ibnu ‘Asyur menjelaskan di dalam tafsirnya at- Tanwir bahwa penciptaan adalah nikmat yang agung, karena di dalam penciptaan adalah sebagai pemuliaan terhadap makhluk, dengan mengeluarkannya dari tidak ada menjadi ada dalam kehidupan nyata.

Tapi sayangnya manusia banyak yang tidak sadar dengan nikmat penciptaan ini, maka perbanyaklah beristighfar:

أَسـْــتـَـغـْـفـِـرُ الله، رَبَّ الـْــبـَرَايـَـا

أَسـْــتـَـغـْـفـِـرُ الله، مِــنَ الـْــخـَــطَايـَــا

 

 

3.      Nikmat Berbicara dengan Bahasa

عَلَّمَهُ الْبَيَانَ)٤(

Mengajarnya (manusia) pandai berbicara.

Di dalam tafsir Tafsir al- Qurthubi dijelaskan bahwa di antara maknanya adalah Allah mengajarkan manusia seluruh bahasa. Banyaknya ragam bahasa menandakan tanda- tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya di dalam al- Qur’an surah ar- Rum ayat 22:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

            Melalui bahasalah bisa mengajarkan (isi) al- Qur’an, yang pada akhirnya al-Qur'an akan menjadi hujjah bagi kita. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

اَلْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” (HR. Muslim)

Akhirnya, dari uraian ini di peroleh kesimpulan:

1.    Allah Tuhan Yang Maha Pemurah telah memberikan nikmat non materi yaitu nikmat pengajaran al- Qur’an, nikmat penciptaan manusia, dan nikmat berkomunikasi dengan bahasa.

2.    Nikmat bahasa sebagai sarana pengajaran makna al- Qur’an dan berkomunikasi dengan sesama manusia.

 

Buah mangga buah pepaya

Belah kelapa buah durian

Bila anda ingin bahagia

Berpedomanlah pada Al-Qur’an

 

 

وَبَرَكَاتُهُوَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ والهِدَايَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOGRAFI PENULIS

 


Firdaus, dilahirkan di Jambi 18 Desember 1980 dari pasangan bapak Muhammad Sayuti Yusuf (Allahu Yarham) dan ibu Hadijah. Istri tercinta bernama Mahdalena, S.Pd.I, dan di karuniai 3 orang anak yaitu, Muhammad Zaki Alfaruq, Muhammad Azzam Alhafiz dan Hanifah Mumtazah Firdaus.

 

Riwayat Pendidikan   : 

1. SD Negeri No. 75 kota Jambi tamat tahun 1993

2. Madrasah Ibtidaiyyah Swasta Tarbiyah Islamiyah kota Jambi tamat tahun 1993

3. Pondok Pesantren Daar al- Qur’an al- Islamy Muara Bulian Batang Hari Jambi tamat tahun 1996

4. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK/MAPK) The-Hok Jambi Tahun 1999

5.    S1 Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tamat tahun 2004

6.    S2 Konsentrasi Kurikulum Pendidikan Islam IAIN STS Jambi tamat tahun 2010

 

Karya Tulis Buku        :

1. Kemampuan Guru Bahasa Arab Dalam Mengimplementasikan Kurikulum, di terbitkan oleh penerbit Adab Indramayu Jawa Barat.

2. Wawasan Islam Cahaya Kehidupan, di terbitkan oleh penerbit Adab Indramayu Jawa Barat.

3. Wawasan Bernuansa Pendidikan, di terbitkan oleh penerbit Ruang Karya Kalimantan Selatan.

4. Pengantar Ilmu Fiqh (dalam proses).

 

KHUTBAH JUM’AT: USIA, ANTARA YANG BERMANFAAT DAN YANG TIDAK

 

إن شاء الله

 

KHUTBAH JUM’AT:

USIA, ANTARA YANG BERMANFAAT DAN YANG TIDAK

 

 

 

 

DI SUSUN OLEH:

FIRDAUS, M.Pd.I

 

 

 

 

 

 

akan di sampaikan pada

hari Jum’at, 22 Desember 2023 M/ 9 Jumadal Ula 1445 H

di masjid agung al- Ittihad Kabupaten Tebo Jambi

 

 

 

 

 

 

USIA, ANTARA YANG BERMANFAAT DAN YANG TIDAK

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah jumat yang dirahmati Allah.

Marilah kita bertaqwa kepada اللهُ dengan sebenar- benar taqwa. Adapun judul Khutbah Jum’at kita saat ini adalah:

USIA, ANTARA YANG BERMANFAAT DAN YANG TIDAK

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam al- Qur’an surah an- Nahl ayat 70:

وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

Artinya: Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

البقاعي di dalam tafsirnya نظم الدرر في تناسب الآيات والسور memberikan penafsiran tentang ayat di atas bahwa “kemudian Allah mewafatkan kamu” dengan umur yang berbeda-beda, maka anak kecil tidak bisa menunda wafatnya, begitupula orang dewasa tidak bisa mempercepat kematian. Ada yang mati masih dalam keadaan kuat (sehat dan segar bugar), ada yang sudah tua renta masih belum wafat juga, keadaan mereka lemah seperti keadaan anak-anak.

Dengan beragamnya batas umur, sudah seharusnya kita memanfaatkan sebaik mungkin sisa umur kita, karena semakin bertambah umur kita, semakin dekatlah kita dengan kematian. Untuk menyikapinya kita perlu merenungi hakikatnya, di antaranya adalah dengan memahami penjelasan Syaikh Ibnu ‘Athaillah as- Sakandari di dalam kitab beliau al- Hikam, yaitu:

رُبَّ عُمْرٍ انْسَعَتْ آمَادُهُ وَقَلَّتْ أَمْدَادُهُ وَرُبَّ عُمْرٍ قَلِيْلَةٍ آمَادُهُ كَثِيرَةٍ أَمْدَادُهُ

Artinya: "Adakalanya umur itu begitu panjang, tetapi sedikit manfaatnya, dan adakalanya umur itu pendek, tetapi banyak manfaatnya."

Anugerah besar yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba- Nya yang beriman, berupa tambahnya keimanan dan keyakinan, tidak ditentukan oleh panjang dan pendeknya usia. Tetapi bobot nilai umur itu ditentukan oleh bertambahnya anugerah keimanan dan keyakinan, ketaatan dan amal ibadahnya. Di dalam hadits yang di riwayatkan oleh imam at- Tirmidzi Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah di tanya:

أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قِيْلَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ

Artinya: Siapakah manusia terbaik? Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah manusia yang paling jelek? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”

Jadi, panjang dan pendeknya umur seseorang itu, tidak dinilai dari panjangnya masa, tetapi di nilai dari kualitas keimanan dan ketaatan serta amal salehnya. Ada usia yang pendek masanya, tetapi sangat bermanfaat dan berguna, tetapi tidak sedikit usia itu panjang, tetapi tidak berguna. bahkan penuh dengan kejahatan dan perbuatan dosa.

Selanjutnya Syekh Ibnu Athaillah berkata:

مَنْ يُوْرِكَ لَهُ فِي عُمْرِهِ أَدْرَكَ فِي يَسِيرِ مِنَ الزَّمَنِ مِنْ مِنَنِ اللَّهِ تَعَالَى مَا لا يَدْخُلُ تَحْتَ دَوَائِرِ الْعِبَارَةِ وَلَا تَلْحَقُهُ الإِشَارَةُ

Artinya: "Barangsiapa yang diberkahi umurnya, maka dalam masa yang singkat ia dapat mencapai karurnia Allah yang tidak dapat dihitung oleh kata-kata, dan tidak dapat dikejar oleh isyarat (tidak terhitung dan tidak terbatas)."

Umur yang berkah itu ialah jika Allah memberi kecerdasan dan kesadaran terhadap seseorang untuk mempergunakan kesempatan yang ada padanya untuk amal kebaikan. la gunakan dari setiap saat dari perjalanan usianya dengan sungguh-sungguh untuk mencapai anugerah Ilahi. Jalannya selalu tersinari dan dalam petunjuk Ilahi, sehingga amalnya tepat waktu dan sasaran. Saat-saat utama menjadi tak terlewat- kan. Sebab ada kalanya amal kebaikan jika tepat pada sasarannya, maka dalam waktu yang singkat dan pendek seseorang dapat mencapai apa yang tidak dapat tercapai dalam masa selama seribu bulan. Seperti amal yang dilakukan tepat pada waktu malam lailatul qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Sebagian ulama ada yang berkata: "Setiap malam bagi orang yang arif, laksana malam lailatul qadar." Sayyid Abu Abbas Al-Mursi berkata: "Segala puji bagi Allah, waktu-waktu bagi kami semuanya laksana malam lailatul qadar." Demikian inilah yang dimaksud dengan umur yang berkah, bukan dipandang dari segi bertambah masanya. Inilah makna penakwilan dari hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw.:

الْبِرُّ يَزِيدُ فِي عُمْرِ

"Amal kebajikan itu akan menambah umur."

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ العَظِيْمِ  وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

Khutbah ke 2:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...