Senin, 05 Oktober 2020

MASJID WAJIB MENYEDIAKAN AHLI FIQIH DI DALAMNYA




APAKAH MASJID WAJIB MENYEDIAKAN AHLI FIQIH DI DALAMNYA?


Wajib bagi setiap masjid dan tempat di sebuah kota untuk menyediakan ahli fiqih yang mengajarkan orang-orang tentang agama mereka, begitupula di setiap desa.


(Sumber: Kitab ad-Da'watuttammah Wattadzkirotul 'Ammah, halaman 48-49,  karangan al - Allamah al- Habib Abdullah bin 'Alawi al- Haddad al- Hadhromi as- Syafi'i, Beliau di akui oleh para ulama sebagai seorang Mujaddid abad ke - 11 Hijriah, keilmuan beliau tidak diragukan lagi).

BELUM MENGAMALKAN ILMUNYA, MASIHKAH WAJIB MENYAMPAIKANNYA?



Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

APAKAH ORANG BERILMU YANG BELUM MENGAMALKAN ILMUNYA MASIH BERKEWAJIBAN MENYAMPAIKAN ILMUNYA?

Jawaban:

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Ada yang berkata: "saya belum  mengamalkan ilmu, bagaimana mungkin akan berdakwah dan mengajarkannya?" Bukankah ancamannya sangat besar?"


Ketahuilah, bahwa mengajarkan ilmu termasuk bahagian mengamalkan ilmu. Dan orang yg mengajarkan ilmunya tapi belum mempraktekkannya lebih baik dari orang yg berilmu yg tidak mempraktekkannya dan tidak mengamalkannya. 


Kalau belum mampu berbuat baik sepenuhnya, maka jangan sampai tidak mengerjakan sebahagiannya.

(Sumber: Kitab ad - Da'watu at-tammah wa at-Tadzkirotu al- 'Ammah, halaman 32).

SUKA MELAKNAT BUKAN AKHLAQ RASULULLAH صلى الله عليه وسلم

Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Apakah rasulullah suka melaknat?


Jawaban:

Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Pada waktu dalam keadaan perang (melawan orang-musyrik), di katakan kepada beliau, seandainya anda MELAKNATI mereka wahai Rasulallah? 

Beliau bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا

Artinya:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menjadi rahmat  bukan untuk menjadi pelaknat".

(Sumber: Mukhtashor Ihya' al- Ghazali/109)

Terhadap orang musyrik saja beliau tidak melaknat.

Inilah Akhlaq beliau..

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ

Maksud Allah Maha Esa

Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Apakah maksud Allah bersifat Maha Esa (Wahdaniyah).


Jawaban:

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Wahdaniyyah, artinya Allah tidak berbilang, baik dalam dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Dzat-Nya tidak tersusun sebagaimana bagian-bagian tubuh makhlukNya. Sifat-Nya tidak berbilang. Misalnya, ketika Allah berhendak mewujudkan sesuatu, maka Ia tidak akan meniadakan sesuatu tersebut. Tiada seorang pun yang memiliki sifat seperti sifat-sifat Allah. Tidak ada yang mempengaruhi apa yang harus Dia diperbuat, karena Ia yang mewujudkan segala perbuatan, seperti ketaatan, kemaksiatan, kemanfaatan, kemudaratan, kekayaan, dan kefakiran. Misalnya, *api tidak mampu membakar, pisau tidak mampu mengiris, dan makanan tidak mampu mengenyangkan. Semua itu Allah yang menciptakan.* Allah berfirman di dalam Surah al-Baqoroh ayat 163:

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

Makna do'a yang paling banyak di baca oleh Rasulullah


Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Do'a apakah yang paling banyak di baca oleh Rasulullah?


Jawaban:

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Do'a singkat yang paling banyak di baca oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār.

Artinya:

“Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”

Karena singkat, hendaknya kita fahami betul maknanya. Kata حَسَنَةً dalam do'a ini sifatnya umum mencakup seluruh yang di pinta ( تشمل كل مطلوب). 

Bahasa kitanya: mencakup semua hajat kita.

(Sumber: Kitab Ibanatul Ahkam Syarhu Bulughil Marom/juz 2/667 - 668).

NASIB SUAMI YANG LEBIH MENGUTAMAKAN ISTRINYA DARIPADA IBUNYA

Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

BAGAIMANAKAH NASIB SUAMI YANG LEBIH MENGUTAMAKAN ISTRINYA DARIPADA IBUNYA?

Jawaban:

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Pada zaman NabMuhammad saw, ada seorang yang bernama 'Alqomah. Pada suatu hari ia sakit keras, kemudian ia menyuruh istrinya menghadap Rasulullah saw agar rasul tahu kondisinya. Beliau mengutus sahabat Bilal, Ali, Salman, dan Ammar. 

Kemudian mereka menuntun Alqomah mengucapkan لا اله الا الله , tapi lidahnya tidak bergerak sedikitpun. Singkat cerita di panggillah ibu 'Alqomah. 

Rasulullah bertanya kepada ibu Alqomah, apa gerangan yang terjadi dg Alqomah? 

Ibunya menjawab memang benar ia sholat, puasa, shodaqoh dg jumlah yg tidak terhitung lagi, akan tatapi DIA LEBIH MEMENTINGKAN ISTRINYA DAN MENTAATINYA DALAM SEGALA SESUATU. Dan ibunya belum mau memaafkannya. 

Kemudian Rasulullah saw memerintahkan agar Alqomah ini di bakar saja. Akhirnya ibunya luluh dan merasa kasihan dg anaknya Alqomah. Kemudian Rasulullah saw memerintahkan Bilal untuk melihat apakah Alqomah mampu mengucapkan:

لا اله الا الله  

Bilal pergi dan ketika baru di depan pintu ia mendengar Alqomah mengucapkan: لا اله الا الله.

Singkat cerita, kemudian di kuburkanlah Alqomah. Di tepi kuburan Beliau SAW bersabda:

"Barangsiapa (suami) mengutamakan istrinya daripada ibunya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan tidak di terima amalnya yang wajib dan sunnah."

(Sumber: Kitab Tanbihul Ghofilin, hal. 44- 45, selengkapnya lihat kitab pada screen shot di awali dan di akhiri dg garis merah dg terjemahan bebas dan penyesuaian).

WAQOF (BERHENTI) PADA KALIMAT أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Pertanyaan:

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

BOLEHKAH WAQOF (BERHENTI) PADA KALIMAT أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ?


Jawaban:

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Sering kita mendengar baik di dalam sholat atau di luar sholat seseorang yang membaca surah al-Fatihah berhenti pada kalimat أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ, bagaimana sebenarnya? 

Yang lebih utama agar TIDAK BERHENTI pada kalimat أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ karena bukan tempat Waqof dan bukan akhir ayat, tapi JIKA BERHENTI disini, maka TIDAK DI SUNNAHKAN  MENGULANGnya dari awal ayat. 

(Fathul Mu'in, Bab Sholat, halaman 18)

KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI

  KETENANGAN DAN KEGELISAHAN HATI   اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَ...